Jumat, 29 Juli 2011

Autogas Tawarkan Perangkat Bahan Bakar Alternatif

Apakah Anda mencari beberapa informasi di dalam,
? Berikut adalah up-to-date laporan dari para ahli
yang seharusnya tahu.
JAKARTA, KOMPAS.com - Waktu harga minyak dunia melonjak pada Mei 2011, sehingga mendongkrak harga eceran bahan bakar non subsidi seperti Pertamax sampai Rp9.000 per liter.Saat ini terjadi, jangan panik! Kini, ada konverter bahan bakar minyak ke gas sebagai alternatif yang diawarkan Autogas Indonesia.

Namanya, Lovato Gas, diimpor langsung dari Italia. Perangkat ini bisa mengubah mekanisme kendaraan konvensional (berbahan bakar bensin atau solar) menjadi mobil BBG atau VIgas cair-produk baru Pertamina. Pemasangan konverter ini dilakukan di BSD City, Tangerang, butuh waktu satu hari. Ada tiga paket konverter Lovato Gas, dibedakan pada volume gas yang disimpan pada tabung mulai dari Cylinder 48L dibanderol Rp 8,4 juta sampai Toroidar (tabung berbentuk donut) Rp 9,5 juta.

Soal keamanan, Autogas Indonesia menjamin dengan garansi suku cadang satu tahun dan kualitas tabung tiga tahun. Dengan mengonsumsi gas, ongkos bahan bakar jauh lebih hemat, per liter-nya cuma Rp3.100 (BBG) dan Rp3.600 (VIGas) saja.

Pikirkan tentang apa yang telah Anda baca sejauh ini. Apakah itu memperkuat apa yang sudah Anda ketahui tentang
? Atau ada sesuatu yang sama sekali baru? Bagaimana dengan paragraf yang tersisa?

"Alat ini bisa digunakan pada semua jenis mobil, termasuk mesin bensin dan diesel," jelas Direktur Utama Autogas Indonesia, Thomas Nurhakim di IIMS, kemarin.

Plus-Minus

Segi positif yang bisa diambil kualitas gas sebagai bahan bakar kendaraan, jauh lebih berkualitas ketimbang premium. Selain itu, pembakaran jauh lebih sempurna dan emisi gas buang pastinya ramah lingkungan

Sayangnya, jumlah SPBU yang menjajakan BBG atau VIGas yang ada di Indonesia relatif masih sedikit. Lokasinya hanya ada di Pramuka, Abdul Muis, Cikini, MT Haryono, Rasuna Said, Ahmad Yani, Daan Mogot, Kemang Selatan, Raya Bogor, Jalan Industri, Hayam Wuruk, Kemanggisan, BSD dan Bekasi Timur. Artinya akses pada bahan bakar ini masih terbatas.

"Tak ada masalah dari sistem bahan bakar gas di Indonesia, sayang pemerintah masih melihat setengah mata. Mudah-mudahan, saat subsidi bbm di cabut (premium) konsumen mulai melirik produk ini," tutup Thomas.

Luangkan waktu untuk mempertimbangkan poin-poin di atas. Apa yang Anda pelajari dapat membantu Anda mengatasi keraguan Anda untuk mengambil tindakan.

Tidak ada komentar: