Jumat, 15 April 2011

FPI: Selain Film "", "13 Cara Memanggil Setan" Juga Sesat

Artikel berikut menyajikan informasi yang sangat terbaru tentang
. Jika Anda memiliki minat khusus dalam
, maka artikel ini informatif diperlukan membaca.
JAKARTA, KOMPAS.com -- Tak hanya menyoroti film "?" (Tanda Tanya) karya sutradara Hanung Bramantyo, Front Pembela Islam (FPI) juga membidik film 13 Cara Memanggil Setan.

Ketua FPI DPD-DKI Jakarta, Habib Salim Umar Alattas menilai bahwa film yang diproduser Ki Kusumo itu adalah film yang menyesatkan."Kami anggap ini sesat. Yang namanya memanggil setan itu musrik, apalagi film ini bikin orang-orang pada kesurupan," tegasnya kepada Kompas.com di Jakarta, Sabtu (16/4/2011).

Salim juga menyesalkan produser Ki Kusumo telah memproduksi film yang mengandung unsur sesat tersebut. "Ya dia kan mengerti agama, semestinya tidak bikin film beginian dong. Emangnya situ mau manggil-manggil setan," kata Salim.  

Misi Liberal Sementara itu, menyoroti beredarnya film "?" (Tanda Tanya) yang disutradarai Hanung Bramantyo, pria yang disapa Habib Selon ini menilai isu dalam film "?" sudah mengarah ke penodaan agama. "Ada misi liberal di dalamnya," tegas Salim. 

Bagaimana Anda bisa mencanangkan batas belajar lebih banyak? Bagian berikutnya mungkin berisi bahwa salah satu sedikit kebijaksanaan yang mengubah segalanya.

Menurutnya, kecaman yang dilontarkan FPI tak jauh berbeda dengan apa yang diutarakan Ketua Bidang Seni dan Budaya MUI Pusat, Cholil Ridwan, yang menyebut film  dengan bintang Revalina S Temat itu santer berbau faham pluralis.

"Kami (FPI) mendukung MUI, benar itu. Karena bagaimana pun film ini menyesatkan. Tim penyelidik kami sudah menontonnya, film ini ternyata mengajarkan yang tidak benar," tekan Salim.  

Sementara itu, dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Eksekutif The Wahid Institute, Yenny Wahid, sempat menyampaikan tanggapannya terkait polemik mengenai film "?" belakangan ini. Menurutnya, para penonton film "?", karya sutradara Hanung Bramantyo, sebaiknya menangkap pesan yang disampaikan melalui film itu secara keseluruhan, tidak sepenggal-sepenggal.  

"Kalau dilihat secara sepenggal-sepenggal, memang bisa terjadi kontroversi. Coba lihat keseluruhan. Film ini ingin memberikan pesan, setiap orang mencari jalan Tuhan. Masing-masing ada jalannya sendiri. Satu hal, bersikap baik ke sesama manusia," tutur perempuan bernama asli Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid ini, pekan lalu.

Menanggapi kritik terhadap film terbarunya, "?",  Hanung mengaku sangat terbuka dengan kritik yang dilayangkan terhadap filmnya tersebut. Menurut dia,  dengan hadirnya kritik, justru ia akan semakin getol menyebarkan semangat Bhinneka Tunggal Ika melalui film.

 

Sekarang mungkin saat yang tepat untuk menuliskan poin-poin utama tercakup di atas. Tindakan meletakkannya di atas kertas akan membantu Anda mengingat apa yang penting tentang
.

Tidak ada komentar: