Rabu, 04 Mei 2011

Wisata Budaya Sungai Musi Tak Berkembang

Jika Anda memiliki minat bahkan melewati di topik
, maka Anda harus melihat pada informasi berikut. Artikel ini mencerahkan menyajikan beberapa berita terbaru tentang masalah
.
PALEMBANG, KOMPAS.com - Wisata situs budaya di tepi Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, tak berkembang. Sebagian situs tersebut dalam kondisi rusak dan kurang terawat. Padahal, situs-situs tersebut kaya akan nilai sejarah dan budaya sehingga berpotensi besar menjadi wisata minat khusus.

Salah satunya adalah Kampung Kapitan yang merupakan salah satu kampung tua di tepi Sungai Musi. Kampung yang telah ditetapkan sebagai kawasan wisata sejak tahun 2007, Rabu (4/5/2011) siang, sepi tanpa pengunjung. Satu-satunya kios suvenir yang ada tutup.

Tiga rumah berusia ratusan tahun yang masih tersisa terlihat kusam dan mengalami kerusakan di banyak tempat. Warga sekitar menggunakan bangunan bernilai budaya tinggi tersebut untuk menjemur pakaian dan kasur sehingga membuat pemandangan kumuh.

Jumlah rumah kuno di kampung tersebut juga telah berkurang karena terdesak pembangunan bangunan-bangunan baru. Bangunan-bangunan baru yang mempunyai gaya modern tampak banyak dibangun di sekitarnya sehingga mengurangi keaslian kawasan.

"Dahulu ada 15 rumah kuno di sini, tapi banyak yang telah dirubuhkan dan dibangun bangunan-bangunan baru. Sekarang tinggal dua rumah kuno yang dimiliki keluarga," ujar keturunan ke-14 dari Kapitan terakhir di Palembang Tjoa Ham Him, Benny Winardi (23).

Mereka dari Anda tidak akrab dengan yang terakhir pada
sekarang memiliki setidaknya pemahaman dasar. Tapi ada lagi yang akan datang.

Sejak sekitar abad ke-18, Kampung Kapitan dihuni para Kapitan atau warga Tionghoa yang diangkat pemerintah kolonial Belanda untuk mengawasi perdagangan di wilayah tersebut. Akulturasi budaya lokal, Tiongkok, dan kolonial Belanda masih dapat dilihat di tempat tersebut. Hingga saat ini, kampung berusia ratusan tahun tersebut masih dihuni keturunan langsung para kapitan yang masih memegang tradisi dan foto-foto lama kawasan itu.

Menurut Benny, perhatian maupun perlindungan pemerintah untuk melestarikan kawasan itu masih sangat minim. "Selama ini, belum ada bantuan dana pemeliharaan maupun renovasi kawasan. Setidaknya butuh dana Rp 1,5 miliar untuk renovasi satu rumah saja. Keluarga tak mampu menanggung seluruhnya," katanya.

Kawasan wisata Kampung Kapitan juga belum mampu menggerakkan ekonomi di sekitarnya. Tak terlihat adanya usaha berkaitan dengan pariwisata di sekitar kawasan. Pengunjung datang hanya pada hari libur. Paling kami hanya menarik biaya parkir, kata Makruf, warga sekitar.

"Selain Kampung Kapitan, kanal-kanal kuno dari Sungai Musi yang diduga dibangun pada zaman Kerajaan Sriwijaya pun belum termanfaatkan sebagai wisata budaya. Sekarang ini sudah ada paket perjalanan menyusuri Sungai Musi tapi belum mencakup kanal ini. Padahal, sebenarnya bisa sangat menarik jika kanal sepanjang tiga kilometer ini menjadi paket wisata," tutur Kepala Balai Arkeologi Palembang, Nurhadi Rangkuti dalam lokakarya pelestarian Situs Musi yang diselenggarakan Miyara Sumatera Foundation.

Terkait hal itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Palembang Faisyar mengatakan, Pemerintah Kota Palembang telah berusaha melakukan penataan wilayah situs-situs Sungai Musi. "Tapi memang belum terlalu terlihat hasilnya. Beberapa penataan juga justru menuai kritik," ujarnya.

Menurut Faisyar, Pemerintah Kota Palembang telah menyadari situs-situs Sungai Musi sebagai potensi wisata budaya. Sejumlah rancangan telahh dibuat, namun implementasi masih terhambat.

Itulah terbaru dari pihak berwenang
. Setelah Anda terbiasa dengan ide-ide ini, Anda akan siap untuk pindah ke tingkat berikutnya.

Tidak ada komentar: