SANTIAGO, KOMPAS.com - Sedikitnya 50 pengunjuk rasa ditahan, Kamis (22/9/2011), terlibat bentrok dengan polisi dalam satudemonstrasi besar-besaran di Santiago, Cile, untuk menuntut subsidi pendidikan yang lebih besar. Puluhan ribu mahasiswa, pengajar, dan pendukung mereka bergerak dari Universitas Santiago, bagian barat kota itumenuju istana presiden La Moneda menuntut berbagai reformasi. Para penyelenggara demonstrasi mengatakan lebih dari 150.000 orang ikut sera dalam aksi itu. "Ini adalah satu unjuk rasa besar, melebihi yang kami perkirakan," kata pemimpin mahasiswa Giorgio Jackson. Namun Gubernur Santiago Cecila Perz mengatakan jumlah itu sekitar 50.000 orang. Yang jelas, unjuk rasa itu merupakan yang terbesar di Cile sejak kekuasaan diktator militer Jenderal Augusto Pinochet berakhir pada tahun 1990. Demonstasi itu bahkan lebih besar dari unjuk-unjuk rasaJuni, Juli dan Agustus. Jumlah massa yang banyak membuktikan tuntutan mahasiswa tetap didukung rakyat. Besarnya massa juga menunjukkan bahwa para mahasiswa tidak kehilangan kekuatan. Jika Anda tidak memiliki detail yang akurat tentang
, maka Anda mungkin membuat pilihan yang buruk pada subjek. Jangan biarkan hal itu terjadi: terus membaca.
Presiden Cile Sebastian Pinera, konglomerat yang berhaluan kanan tengah yang berkuasa Maret 2010, menolak tuntutan-tuntutan para demonstran. Kegagalan perundingan antara mahasiswa dan pemerintah pekan lalu menambah kemarahan para pengunjuk rasa. Camila Vallejo, pemimpin mahasiswa berusia 23 tahunmengemukakan kekecewaan atas buruknya kondisi pendidikan di Cile sudah ada sejak Pinochet berkuasa. "Masyarakat memahami bahwa krisis dalam pendidikan pada faktanya adalah satu krisis yang telah terjadi selama pemerintah diktator itu. Itu bukan terjadi pada pemerintah sekarang, tetapi model neo-liberal," katanya. Dia mengatakan kondisi-kondisi belajar di negara itubertentangan dengan citra umum Cile sebagai satu negara yang modern dan berhasil di Amerika Latin. "Sistem kami tertinggal 30 tahun dan menciptakan banyak ketidaksamarataan. Sistem itu tidak menjamin kualitas (pendidikan), integrasi sosial, membuat warga sadar dan bertanggung jawab," katanya. Pada akhir unjuk rasa, beberapa kelompok kecil mahasiswaterlibat bentrokan dengan polisi. Mereka melempar bau dan membakar ban mobil. Polisi membalas aksi mereka dengan menembakkan meriam-meriam air dan menyemprotkan gas air mata.
Presiden Cile Sebastian Pinera, konglomerat yang berhaluan kanan tengah yang berkuasa Maret 2010, menolak tuntutan-tuntutan para demonstran. Kegagalan perundingan antara mahasiswa dan pemerintah pekan lalu menambah kemarahan para pengunjuk rasa. Camila Vallejo, pemimpin mahasiswa berusia 23 tahunmengemukakan kekecewaan atas buruknya kondisi pendidikan di Cile sudah ada sejak Pinochet berkuasa. "Masyarakat memahami bahwa krisis dalam pendidikan pada faktanya adalah satu krisis yang telah terjadi selama pemerintah diktator itu. Itu bukan terjadi pada pemerintah sekarang, tetapi model neo-liberal," katanya. Dia mengatakan kondisi-kondisi belajar di negara itubertentangan dengan citra umum Cile sebagai satu negara yang modern dan berhasil di Amerika Latin. "Sistem kami tertinggal 30 tahun dan menciptakan banyak ketidaksamarataan. Sistem itu tidak menjamin kualitas (pendidikan), integrasi sosial, membuat warga sadar dan bertanggung jawab," katanya. Pada akhir unjuk rasa, beberapa kelompok kecil mahasiswaterlibat bentrokan dengan polisi. Mereka melempar bau dan membakar ban mobil. Polisi membalas aksi mereka dengan menembakkan meriam-meriam air dan menyemprotkan gas air mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar