Sabtu, 24 September 2011

Mendengarkan Senandung Lontar di Kaki Dewi Anjani

Artikel berikut menyajikan informasi yang sangat terbaru tentang
. Jika Anda memiliki minat khusus dalam
, maka artikel ini informatif diperlukan membaca.
 LOMBOT UTARA, KOMPAS.com - Ekspedisi Cincin Api membagi dua tim. Tim pertama menuju Bayan untuk menggali lagi informasi terkait persiapan prosesi puncak sunatan anak. Sedangkan tim kedua menuju Desa Senaru karena mendapat informasi ada warga membaca folklor Suku Sasak di kaki Gunung Rinjani.

Tim tiba di Desa Senaru, Sabtu (24/9/2011) pukul 20.00. Desa di ketinggian 588 meter di kaki Gunung Rinjani ini sunyi dan dingin. Belum ada kegiatan seperti informasi yang diterima tim. Tapi warga yang ditanyai mengiyakan kalau beberapa orang tetua akan membaca lontar.

Tim menunggu di balai kecil di dalam kawasan dusun adat. Tidak lama, ternyata benar, tiga orang tetua adat menuju balai membawa seikat lontar. Lontar berisi tulisan dengan akasara Sasak berbahasa Kawi yang diwariskan turun-temurun oleh nenek moyang Suku Sasak.

Lontar dibacakan. Bersenandung memecah malam yang damai. Mirip rapal puisi, dilantunkan mengayun oleh seorang tetua. Seorang lagi mengartikan dalam bahasa Sasak dan seorang lagi mengartikan dalam bahasa Indonesia.

Lontar yang dibacakan merupakan bagian lontar "Jatiswara", berisi hikayat para raja zaman dahulu. Tiga pujangga Suku Sasak berlatih rutin tiga kali dalam seminggu membaca Lontar di balai dusun adat. Lontar sebenarnya dibacakan saat acara tradisi maupun keagamaan, di antaranya acara sunatan, potong rambut dan lebaran.

Anda dapat melihat bahwa ada nilai praktis dalam mempelajari lebih banyak tentang
. Dapatkah Anda memikirkan cara-cara untuk menerapkan apa yang telah dibahas sejauh ini?

Isi Lontar terasa filosofis dan cenderung bersifat agraris pengaruh Jawa kuno. Menggambarkan keindahan alam dan menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan dengan Sasak. "Raja-raja menceritakan keindahan gunung, hutan dan taman yang penuh bunga-bungaan, mungkin inilah maksudnya alam Gunung Rinjani, kami semua bergantung dengan alam di gunung," ujar Sukratih, seorang pujangga yang membaca Lontar. 

Melanjutkan liputan 

Warga sangat terbuka menerima kedatangan tim. Mereka dengan ramah mempersilakan tim meliput dengan leluasa hingga pembacaan Lontar berakhir pukul 23.00.

Pagi ini, tim berencana meliput prosesi sunatan massal yang ditradisikan oleh Suku Sasak di Bayan, Lombok Utara. Malam harinya juga akan dibacakan Lontar dengan tema yang sama untuk mengantar puncak ritual sunatan pada Senin, (26/9/2011).

Liputan mengeksplorasi tradisi Suku Sasak ini menjadi pembuka ekspedisi di Lombok, sebelum melakukan pendakian selama empat hari ke Puncak Gunung Rinjani yang dijadwalkan berangkat dari Sembalun, Rabu (28/9/2011) pukul 04.00.

Ikuti perkembangan Ekpedisi Cincin Api di: www.cincinapi.com atau melalui facebook: ekspedisikompas atau twitter @ekspedisikompas

Sebagai pengetahuan Anda tentang
terus tumbuh, Anda akan mulai melihat bagaimana
cocok ke dalam skema keseluruhan hal. Mengetahui bagaimana sesuatu berhubungan ke seluruh dunia juga penting.

Tidak ada komentar: