Minggu, 20 Februari 2011

Wow, Ada Museum Mini di Morotai

If you're seriously interested in knowing about mobil keluarga ideal terbaik indonesia, you need to think beyond the basics. This informative article takes a closer look at things you need to know about mobil keluarga ideal terbaik indonesia.
KOMPAS.com - Seorang kenalan di Morotai menganjurkan saya untuk mampir ke Museum Mini. Saat saya akhirnya berdiri di depan museum tersebut, saya pun sadar mengapa diberi nama 'Museum Mini'.

Museum itu memang benar-benar mini. Hanya tiga kali tiga meter luasnya. Jika datang bersama rombongan, maka untuk masuk harus begantian. Di dalam hanya bisa memuat sekitar 4-5 orang dewasa.

Di pintu masuk, pengunjung langsung disambut senapan laras panjang milik sekutu dari masa Perang Dunia II, lengkap dengan peluru-peluru. Sementara di dalam, deretan botol Coca-Cola, perkakas makan seperti sendok garpu, sampai uang. "Uang dan koin dari Hindia Belanda, Jepang, dan Amerika Serikat," jelas Mushlis Eso, pemuda asli Morotai.

Mushlis bukan sekadar penjaga museum. Tapi dialah yang telah membangun Museum Mini. Koleksi di museum adalah miliknya. Sejak usia 10 tahun, Mushlis mengumpulkan peninggalan tentara Jepang dan sekutu pada saat mereka bermarkas di Morotai era Perang Dunia II. Ia berhasil mendapatkan koleksinya dari darat maupun di laut. "Waktu kecil ketemunya di darat. Koleksi yang baru-baru dapat dari laut," katanya.

Ia mengaku koleksi yang ditampilkan di museum hanya sebagian kecil. "Yang di sini hanya sebagai contoh. Sisanya saya simpan di rumah di kampung, di Desa Totodoku," ungkapnya.

Think about what you've read so far. Does it reinforce what you already know about mobil keluarga ideal terbaik indonesia? Or was there something completely new? What about the remaining paragraphs?

Koleksi lain yang bisa dilihat adalah senjata M2 kaliber 12,7. Ada pula bom lingkar dan bayonet dari Jepang.

Pengunjung juga bisa melihat aneka dog tag atau tanda pengenal tentara. Mushlis mengaku ia kewalahan dalam merawat dan membersihkan koleksinya. "Tapi saya bangga punya museum ini, walaupun kecil begini karena saya orang susah," ungkapnya.

Bertahun-tahun ia mengumpulkan sisa-sisa sejarah sampai akhirnya berhasil membangun Museum Mini pada 2 April 2010. Ia pun tak mau berhenti mencari peninggalan masa perang. "Kata orang sisa-sisa tentara waktu perang sudah habis. Tapi baru 25 persen yang baru diangkat dari laut. Sisanya masih ada di darat, laut, dan di dalam hutan," ujarnya optimis.

Saat Jepang kalah dan meninggalkan Morotai, mereka membuang segala perlengkapan perang dan keperluan sehari-hari di laut. Sebagian lagi dikubur di bumi Morotai. Tentara Amerika Serikat dan Australia yang kemudian bermarkas di Morotai pun membuang benda-benda mereka ke dalam laut. Banyak pula yang mereka tinggalkan begitu saja saat meninggalkan Morotai. "Koleksi ini bagi saya untuk anak cucu Morotai," kata Mushlis.

Ia berharap pemerintah kabupaten dapat segera membangun museum yang lebih layak.

Pemerintah Kabupaten Morotai memang akan membangun museum yang lebih besar. Rencananya, ukuran museum akan lima sampai sepuluh kali lebih besar. Kita tunggu saja realisasi rencana tersebut.

Hopefully the sections above have contributed to your understanding of mobil keluarga ideal terbaik indonesia. Share your new understanding about mobil keluarga ideal terbaik indonesia with others. They'll thank you for it.

Tidak ada komentar: