Senin, 07 Februari 2011

Wilmar Pindahkan Pabrik ke Indonesia

The best course of action to take sometimes isn't clear until you've listed and considered your alternatives. The following paragraphs should help clue you in to what the experts think is significant.
JAKARTA, KOMPAS.com " Produsen minyak kelapa sawit terbesar dunia, Wilmar International Ltd., kian serius melebarkan sayap usahanya di Indonesia. Perusahaan yang bermarkas di Singapura ini berniat memindahkan enam pabriknya dari Malaysia dan China ke Indonesia. Nilai pabrik pengolahan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tersebut mencapai 900 juta dollar AS.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, Wilmar akan melakukan relokasi pabriknya secara bertahap dalam waktu dua tahun. "Terhitung mulai tahun ini," ujar Hidayat, Senin (7/2/2011).

Menurut Hidayat, awalnya Wilmar ingin merelokasi pabriknya ke Gresik, Jawa Timur. Wilayah ini dipilih karena fasilitas infrastrukturnya memadai sehingga relokasi bisa segera dilakukan. Namun, pemerintah meminta Wilmar agar juga mengembangkan industri hilir di luar Jawa, yaitu Riau yang menjadi salah satu sentra perkebunan sawit.

Wilmar sudah menyanggupi permintaan tersebut. Namun syaratnya, pemerintah harus membantu mengembangkan infrastruktur, terutama akses jalan menuju pelabuhan.

If you base what you do on inaccurate information, you might be unpleasantly surprised by the consequences. Make sure you get the whole mobil keluarga ideal terbaik indonesia story from informed sources.

Selebihnya, Wilmar menyanggupi membangun sendiri beberapa fasilitas, seperti pembangkit listrik, pelabuhan, dan pipanisasi gas. œDia keberatan kalau langsung di Riau karena infrastrukturnya mesti dilengkapi. Tapi, saya menganjurkan dilakukan bersamaan, baik di Gresik maupun di Riau, kata Hidayat.

Merespons permintaan Wilmar, pemerintah berjanji tidak hanya memperbaiki jalan, tetapi juga kondisi pelabuhan di Riau, bahkan juga Pelabuhan Kuala Tanjung di Sei Mangke, Sumatera Utara. Ini adalah salah satu kluster industri hilir kelapa sawit di wilayah Sumatera Utara.

Selain infrastruktur, Wilmar juga meminta ada insentif yang menguntungkan bagi investor yang masuk industri hilir CPO. Secara prinsip, menurut Hidayat, Presiden setuju untuk memberikan fasilitas fiskal dan nonfiskal bagi program hilirisasi industri CPO. Insentif itu bisa berupa insentif ataupun disinsentif.

Selama ini, Wilmar Indonesia sudah bergerak di perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan 350.000 hektar. Di industri hilir CPO, Wilmar antara lain memproduksi minyak goreng dan biodiesel. Minyak gorengnya dipasarkan dengan merek Sania dan Fortune.

Max Ramajaya, Manajer Pengembangan Bisnis Wilmar menolak berkomentar mengenai rencananya tersebut. "Persoalan ini sudah kami serahkan kepada Kementerian Perindustrian, biarkan mereka yang memberikan informasi," ujar Max. (Herlina KD, Yudo Widiyanto, Petrus Dabu, Noverius Laol/Kontan)

That's how things stand right now. Keep in mind that any subject can change over time, so be sure you keep up with the latest news.

Tidak ada komentar: