JAKARTA, KOMPAS.com- Siapa sangka, lahan seluas 2,5 hektar yang semula ditanami lengkuas dapat berubah menjadi sebuah sekolah unik dengan 350 orang murid. Sekolah Alam Cikeas yang berlokasi di Komplek Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, itu memang dibangun di atas lahan bekas kebun lengkuas 5 tahun lalu di bawah payung hukum Yayasan Kepedulian Puri Cikeas. Kini, sekolah alam yang mendidik anak dengan menggabungkan metode visual, audio, dan kinetik itu memiliki 15 kelas yang terdiri dari 10 kelas Sekolah Dasar, 2 kelas Taman Kanak-kanak, serta 1 kelas Playgroup. Sekitar 30 orang guru yang fasih berbahasa Inggris mengajar di sana setiap harinya. Kelas-kelas di Sekolah Alam Cikeas berbeda dengan kelas di sekolah pada umumnya. Tidak ada gedung di sana. Proses belajar mengajar berlangsung di alam terbuka, di dalam rumah-rumah panggung yang dibedakan untuk setiap tingkatan kelas. Berdasarkan pengamatan Kompas.com, kelas-kelas tersebut diberi nama sesuai nama-nama tumbuhan yang disepakati bersama oleh para murid. Contohnya, bernama Kelas SD 2 Akasia. So far, we've uncovered some interesting facts about mobil keluarga ideal terbaik indonesia. You may decide that the following information is even more interesting.
"Setiap tahun namanya ganti. Tahun ini nama pohon, pernah juga nama gunung," ujar seorang guru sekolah tersebut. Fasilitas pun terbilang tidak umum. Sekolah alam ini memiliki sarana dan prasarana outbond untuk melatih keberanian siswa seperti panjat tebing atau meniti tali. Pengelola sekolah juga menyediakan sepetak sawah yang ditanami padi dan kebun sayur-sayuran seperti tomat, cabe, dan singkong yang digunakan untuk belajar siswa. Uniknya lagi, Sekolah Alam Cikeas memiliki kandang ternak yang menampung tujuh ekor sapi dan sejumlah kambing. Direktur Sekolah Alam Cikeas Loula Maretta mengatakan, sekolah tersebut dibangun berdasarkan prinsip cinta lingkungan dan kearifan. Lingkungan sekolah menerapkan prinsip-prinsip konservasi energi, air, tanah, dan udara. "Ada konsep dasarnya pembangunan kelas, arsitekturnya, luasnya," ujar Loula di Sekolah Alam Cikeas, Bogor, Selasa (28/12/2010). Kurikulum sekolah juga terintegrasi dalam kurikulum akhlak, membangun kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual, serta kurikulum sains yang mengembangkan logika ilmiah siswa secara holistik. Lebih penting lagi, kata Loula, siswa sekolah alam tidak hanya dididik untuk mengetahui sesuatu, namun juga untuk memahami dan menerapkan langsung pelajarannya.
"Setiap tahun namanya ganti. Tahun ini nama pohon, pernah juga nama gunung," ujar seorang guru sekolah tersebut. Fasilitas pun terbilang tidak umum. Sekolah alam ini memiliki sarana dan prasarana outbond untuk melatih keberanian siswa seperti panjat tebing atau meniti tali. Pengelola sekolah juga menyediakan sepetak sawah yang ditanami padi dan kebun sayur-sayuran seperti tomat, cabe, dan singkong yang digunakan untuk belajar siswa. Uniknya lagi, Sekolah Alam Cikeas memiliki kandang ternak yang menampung tujuh ekor sapi dan sejumlah kambing. Direktur Sekolah Alam Cikeas Loula Maretta mengatakan, sekolah tersebut dibangun berdasarkan prinsip cinta lingkungan dan kearifan. Lingkungan sekolah menerapkan prinsip-prinsip konservasi energi, air, tanah, dan udara. "Ada konsep dasarnya pembangunan kelas, arsitekturnya, luasnya," ujar Loula di Sekolah Alam Cikeas, Bogor, Selasa (28/12/2010). Kurikulum sekolah juga terintegrasi dalam kurikulum akhlak, membangun kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual, serta kurikulum sains yang mengembangkan logika ilmiah siswa secara holistik. Lebih penting lagi, kata Loula, siswa sekolah alam tidak hanya dididik untuk mengetahui sesuatu, namun juga untuk memahami dan menerapkan langsung pelajarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar